Keutamaan Ikhlas
📜 Keutamaan Ikhlas
Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan bagi-Nya agama/amalan dengan hanif/bertauhid, dan supaya mereka mendirikan sholat, dan menunaikan zakat, dan itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah : 5)
Ibnu Abbas menafsirkan bahwa tidaklah mereka Yahudi dan Nasrani diperintahkan di dalam Taurat dan Injil melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan ikhlas/murni dalam keadaan di atas tauhid (lihat Ma’alim at-Tanzil karya al-Baghawi, hlm. 1426)
Ayat di atas memberikan pelajaran bahwa barangsiapa yang tidak ikhlas dalam beribadah maka sesungguhnya dia tidak melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepadanya. Oleh sebab itulah amalannya tidak diterima. Dalam hadits qudsi Allah mengatakan, "Aku Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa mengerjakan suatu amalan seraya mempersekutukan di dalamnya antara Aku dengan selain-Ku maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya itu.” (HR. Muslim) (lihat adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir, Juz 6 hlm. 426)
Tidak ada komentar untuk " Keutamaan Ikhlas"
Posting Komentar